Cara Membaca Oximeter

Cara Membaca Oximeter (3 Metode) dan Panduan Pakai

Bagaimana cara membaca oximeter dengan benar? Oximeter merupakan alat yang mampu mengukur kadar saturasi zat oksigen dalam darah. Alat ini juga bisa mendeteksi setiap perubahan dalam saturasi oksigen, walaupun kadarnya sangat kecil sekalipun.

Kalian harus memastikan langkah-langkah tepat saat membaca dan menggunakan oximeter untuk menentukan tindakan medis yang harus dilakukan terhadap pasien. Penggunaannya pun perlu dilakukan dengan benar agar kinerjanya dapat berfungsi optimal untuk menghasilkan nilai yang akurat.

Oximeter selalu digunakan untuk memastikan nilai saturasi oksigen tetap berada dalam batas normal. Alat ini bukan sekadar tidak menyakitkan, tapi juga penggunaannya mudah dan praktis. Apabila seseorang mengidap penyakit serius seperti virus corona, oximeter wajib digunakan.

Alat ini harus dipakai saat pengidap penyakit berbahaya tersebut mengintai seseorang. Namun, pemakaiannya tetap tidak boleh sembarangan dan harus berada dalam pengawasan dokter atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman.

Cara Mengukur Saturasi Oksigen dengan Oximeter

Umumnya cara mengukur saturasi oksigen dengan oximeter sangat cepat dan mudah, lho. Kamu cukup menjepitkan perangkat elektronik mini bernama oximeter ke lubang telinga atau ujung jari. Tak hanya itu, alatnya akan memancarkan sinar inframerah yang melintasi darah, jaringan, kulit dan kuku.

Sensornya bertugas mendeteksi serta mengukur jumlah cahaya yang berhasil melewati jari tanpa diserap darah maupun jaringan. Selain itu, jumlah cahaya yang terdeteksi oleh sensor tersebut yang akhirnya dibaca sebagai hasil pengukuran saturasi oksigen dalam darah manusia.

Jumlah cahaya yang mampu terdeteksi oleh oximeter bergantung pada faktor-faktor berikut :

  • Konsentrasi zat penyerap sinar atau cahaya.
  • Deoksihemoglobin serta oksihemoglobin, keduanya menyerap sinar inframerah yang berbeda.
  • Panjang jalur cahaya dalam zat penyerap (jari).
Terkait:  Cara Bayar Parkir Pakai Gopay

Sementara itu, pemeriksaannya tidak akan meninggalkan rasa sakit dan hasilnya bisa didapatkan hanya dalam waktu hitungan detik saja, lho. Alat ini tidak sekadar memberi hasil pengukuran yang bertuliskan SPO2, tapi juga detak jantung seseorang.

Jenis-jenis Penyakit yang Membutuhkan Oximeter

Oximeter bukan hanya ditujukan untuk para pengidap virus corona saja, lho. Perangkat ini bisa dibilang multifungsi dalam dunia medis. Pasalnya, oximeter akan selalu digunakan dalam memantau beberapa penyakit tertentu sebagai berikut :

  • Sesak Napas (Asma).
  • Kurang Darah (Anemia).
  • Serangan Jantung atau Gagal Jantung.
  • Radang Paru-paru.
  • Kanker Paru-paru.
  • Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
  • Cacat Jantung Bawaan.

Faktor Munculnya Gejala Hipoksia Ketika Pakai Oximeter

Kalian harus tahu beberapa faktor yang menyebabkan saturasi oksigen rendah (hipoksia) supaya bisa mencegah beberapa hal tidak diinginkan. Maka dari itu, beberapa faktor yang mengakibatkan masalah itu terjadi adalah :

  • Kebersihan jari dan kuku tangan.
  • Sirkulasi darah buruk.
  • Ketebalan kulit.
  • Kesalahan pemasangan dan penggunaan perangkat.
  • Intervensi elektromagnetik.
  • Pemakaian cat kuku maupun henna.
  • Warna kulit (pigmentasi).
  • Merokok.
  • Suhu kulit ketika pemeriksaan sedang dilakukan.
  • Perbedaan sensor antara satu unit oximeter dengan lainnya.
  • Bergerak atau menggoyangkan jari berlebihan ketika dipasang oximeter.
  • Keracunan zat karbon monoksida.
  • Berat badan berlebih (obesitas).
  • Masalah kesehatan tertentu seperti anemia dan pembuluh darah.

Apabila kalian memakai oximeter sendiri di rumah, sebaikan ketahui beberapa gejala yang timbul ketika seseorang mempunyai indikasi hipoksia, yakni :

  • Sakit dada.
  • Denyut nadi terlalu cepat.
  • Gelisah dan tidak nyaman.
  • Bibir, kuku dan wajah warnanya kebiruan.
  • Kesulitan bernapas, sesak napas maupun batuk cukup parah.

Cara Menggunakan Oximeter

Oximeter punya dua jenis, yakni ditempatkan pada telinga dan jari tangan. Jika dipasang pada jari, pastikan jari yang dimasukkan antaracapit oximeter sudah pas. Apabila di telinga, pastikan penempatannya benar di bagian daun telinga. Namun, kalian harus tahu hal-hal tentang pemakaian oximeter berikut :

  • Hindari Intensitas Cahaya Berlebih
    Cahaya berlebih bakal mengganggu kinerja oximeter dan hasilnya tidak akan akurat. Contohnya adalah sinar matahari langsung atau lampu operasi. Selama tidak terkena cahaya terang dalam waktu yang lama, oximeter mampu bekerja secara optimal.
  • Gerakan Berlebihan
    Jangan pernah menggerakkan jari berlebihan saat oximeter sudah terpasang pada ujung jari tanganmu. Gerakan tubuh bisa mengakibatkan oximeter ikut goyang dan memberi hasil tidak akurat. Bentuk gelombang dari hasil pemeriksaannya pun tidak akan terdeteksi dengan baik.
  • Hindari Cat Kuku dan Pewarna
    Pemakaian cat kuku mampu mempengaruhi kinerja oximeter, lho. Warna dari cat kuku atau henna bisa menyerap cahaya yang dipantulkan oximeter dan mengganggu pemeriksaan kadar oksigen di dalam darah.
  • Keracunan Zat Karbon Monoksida
    Dalam situasi tertentu, oximeter tidak bisa memberikan hasil akurat. Contohnya adalah bila pasien mengalami keracunan zat karbon monoksida. Kondisi ini diakibatkan oleh kebakaran atau menghirup asap terlalu banyak. Alhasil, pasien perlu diperiksa dengan alat lebih canggih.
  • Perfusi
    Perfusi merupakan sirkulasi atau alirah darah yang mengalirkan zat oksigen dari alveoli ke jantung. Beberapa oximeter mampu mendeteksi gejala alirah darah berbentuk angka. Kamu perlu mengetahuinya, terutama ketika melakukan proses pembiusan atau anestesi.
Terkait:  Cara Bebas dari Hutang

Cara Membaca Oximeter

Cara Membaca Oximeter
Cara Membaca Oximeter

Secara umum cara membaca oximeter cukup mudah, lho. Tak sedikit orang belum tahu prosedurnya dengan baik dan benar sehingga dapat mengetahui kesehatan tubuh melalui pemeriksaan kadar oksigen.

Alat ini tidak bisa digunakan sembarangan bila kamu belum pernah memakainya, sedangkan kamu perlu berada di bawah pengawasan ahli atau dokter. Selain itu, kalian harus memastikan kondisi tubuh benar-benar stabil seperti penggunaan cat kuku dan hindari gerakan berlebih untuk memberi hasil pemeriksaan yang akurat.

Cara Membaca Oximeter Saturasi Oksigen Normal

Berikut merupakan nilai saturasi oksigen normal pada seseorang dengan kondisi paru-paru dan tubuh yang sehat maupun tidak mempunyai masalah medis tertentu, yaitu :

  • Oximeter (SpO2) = 95 s/d 100%.
  • Analisis Gas Darah (PaO2) = 80 s/d 100 mmHg.

Kemudian, pada orang yang memang punya penyakit paru-paru seperti PPOK, nilai saturasi oksigen nya mungkin berbeda, tergantung pada kondisi maupun penyakit yang diidapnya. Contohnya, orang dengan PPOK berat cenderung diminta dokter untuk menjaga saturasi oksigen normal pada angka SpO2 sebesar 88 s/d 92%.

Cara Membaca Oximeter Saturasi Oksigen Tinggi

Secara umum orang sehat kadang bakal mempunyai kadar saturasi oksigen cukup tinggi. Tapi, biasanya kondisi saturasi oksigen tinggi cenderung ditemukan pada seseorang yang memperoleh terapi oksigen, baik menggunakan selang maupun masker oksigen bahkan pada pasien yang menerima bantuan pernapasan dengan bantuan alat ventilator.

Jika kamu ingin mendeteksi saturasi oksigen terlalu tinggi, sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan analisis gas darah, yaitu melalui hasil PaO2 lebih dari 120 mmHg.

Cara Membaca Oximeter Saturasi Oksigen Rendah

Berikut merupakan rincian nilai saturasi oksigen rendah bahkan di bawah normal, yakni :

  • Oximeter (SpO2) = kurang dari 94%.
  • Analisis Gas Darah (PaO2) = kurang dari 80 mmHg.
Terkait:  Cara Karaoke di Spotify

Pengidapnya biasanya disebut hipoksemia dan mampu merasakan beragam gejala seperti sesak napas, sakit dada, sakit kepala, batuk, kebingungan, kulit membiru hingga detak jantung cepat. Tapi, pengisapnya juga bisa tidak merasakan apapun. Hipoksemia bisa menghambat kinerja organ dan jaringan tubuh dan mengancam kesehatan organ lain yang memicu komplikasi bila dibiarkan.

Demikian pembahasan tentang cara membaca oximeter dan penggunaannya dengan benar. Alat ini bukan hanya ditujukan untuk pengidap penyakit serius, tapi juga orang normal yang kondisi paru-paru nya sehat untuk memastikan kadar oksigen mengalir dengan lancar ke seluruh tubuh.

Similar Posts